Selasa, 08 Desember 2015

Tindakan Pencegahan Toxoplasma

Pencegahan pada kucing atau hewan peliharaan lainnya
Periksakan kucing kesayangan anda ke dokter hewan. Tes laboratorium untuk toxoplasma biasanya menggunakan antibodi dari darah kucing. Untuk daerah Jakarta tes biasanya dilakukan di Rumah sakit hewan Jakarta (ragunan) atau dinas peternakan. Biaya tes berkisar Rp 200-300 ribu. Kucing yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat yang diberikan biasanya berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan dokter hewan anda. Jangan berikan makanan berupa daging atau ikan yang masih mentah. Kucing yang mengkonsumsi makanan komersial berupa makanan kering atau kalengan dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan pernah terinfeksi toxoplasma. Bersihkan kotak litter pasir/kotoran kucing setiap hari. Cegah kucing berburu tikus atau berkeliaran diluar rumah. Cegah kucing peliharaan anda kontak dengan kucing liar. Selalu jaga kebersihan dan kesehatan kucing kesayangan anda.

Pencegahan secara umum
Segera periksakan diri anda positif toxoplasma atau tidak. Terutama para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah bisa dilakukan di beberapa laboratorium diagnostik seperti Prodia. Konsultasikan hal ini dengan dokter langganan anda.
Lihat juga : Pemeriksaan Laboratorium Toxoplasma. Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 oC.Cuci tangan, dan peralatan yang berhubungan dengan pengolahan daging dengan sabun. Cuci buah-buahan dan sayuran dengan bersih.Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah yang terkontaminasi toxoplasma melalui feces kucing adalah sumber infeksi yang potensial.

Pencegahan pada Ibu hamil
Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin: kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah segera bawa ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang peliharaan terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif atau tidak. Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut terlihat sakit mungkin masih dalam masa penularan selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ketempat penitipan bintang. Jangan biarkan bintatang peliharaan anda memburu mangsanya sendiri diluar rumah ,dan jangan berikan makanan daging mentah. Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk member-sihkan kandang kucing setiap hari. Hindari mengkonsumsi daging mentah, setengah matang atau minum susu yang belum disterilkan. Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda konsumsi. Segeralah konsultasikan ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit toksoplasma akibat binatang peliharaan dirumah.

Minggu, 15 Februari 2009

Pengobatan Alternatif unt TOXOPLASMA

Toxoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit darah (protozoa). Pengobatan medis kadang gagal, sehingga bayi lahir cacat: menderita hidrosepalus, mikrosepalus, pengapuran otak, usus keluar, jari tangan putus, dan katarak. Dari pengalamannya, Anda Juanda mampu mengatasi penyakit ini. Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam coccidia. Hospes definitif parasit ini adalah kucing, sedangkan manusia sebagai hospes perantara. Hospes berarti organisme hidup tempat tumbuh-kembang agen penyakit.
Demikian Anda Juanda (41 tahun) menerangkan kepada pasiennya seluk beluk Toxoplasma pada pertemuan pertama. Pada hospes perantara, perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama dengan tinja kucing. Ookista ini menjadi matang dan infektif dalam waktu 3-5 hari di tanah. Ookista yang matang dapat hidup setahun di dalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Seekor kucing dapat menghasilkan ookista 10 juta sehari selama 2 minggu.
“Bila ookista matang tersebut tertelan tikus, burung, babi, kambing, dan manusia, hospes perantara ini akan terinfeksi,” ujar Anda. Manusia dapat terinfeksi parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran yang mengandung ookista. Anak-anak yang suka bermain di tanah, ibu-ibu yang gemar berkebun, dan petani dapat terinfeksi setelah tangannya tertempel ookista dari tanah. Bila Toxoplasma menyerang ibu hamil akan mengakibatkan keguguran, bayi lahir cacat seperti hidrosepalus, mikrosepalus, pengapuran otak, usus keluar, jari tangan putus, katarak, autisme, hiperaktif, epilepsi, dan lainnya. Pada orang dewasa, infeksi Toxoplasma yang parah dapat menyerang saraf otak, saraf mata, dan saraf gerak, sehingga mengakibatkan sakit kepala berkepanjangan (migrain dan vertigo), mata kabur, tidak bisa melihat, pandangan tidak fokus, lemas, radang tenggorokan, kesemutan, mudah letih, lesu, dan lainnya. Untuk gangguan di atas, ia memberikan solusi berupa air sulingan dan formula herbal hasil penelitiannya.

Aguatret Theraphy
Dalam berpraktik, ia mengaku hanya mampu mengobati pasien yang gagal hamil atau mengalami gangguan saraf otak dan mata akibat Toxoplasma. Ia juga selalu meminta hasil laboratorium pasien sebelum mulai menerapi mereka. Setelah mempelajari hasil laboratorium pasiennya, ia secara panjang lebar selama 1,5 jam akan menjelaskan seluk beluk Toxplasma. Tentang bagaimana parasit dan virus Toxoplasmosis, menyebar, gangguan yang diakibatkan, serta pengobatan yang dilakukan dan caranya. Ia menawarkan metode aguatreat therapy, campuran air mineral dengan formulasi herbal. Selain itu, ia juga mengajak pasien mendekatkan diri pada Allah.“Allah merupakan dokter dari segala dokter atau sumber penyembuhan. Pasien saya wajib minum obat secara teratur selama 3 bulan. Untuk penderita saraf otak dan mata akibat Toxoplasma, saya memberikan pijat refleksi di daerah kepala,” tuturnya. Namun, ia tak mau memberitahukan komposisi ramuannya. Anda menambahkan, pengobatannya ada dua jenis. Pertama, pengobatan sampai tuntas selama 3-6 bulan. Apabila dalam waktu 3 bulan pengobatan kandungan Toxoplasma dalam darah negatif, dapat segera diprogramkan kehamilan. Namun, bila hasil laboratorium setelah waktu 3 bulan belum negatif, pengobatan akan dilanjutkan selama 3 bulan lagi. Menurutnya, untuk 3 bulan berikutnya hasilnya akan negatif atau di bawah angka toleransi. Kedua, perawatan kehamilan 0-9 bulan. Pasien selama kehamilan harus selalu minum obat atau ramuan secara teratur. Perawatan ini berfungsi melindungi janin dari virus dan parasit serta menetralisasi darah. Daya Tahan 1 Bulan
Secara singkat ia menerangkan bahwa 1,5 liter air mineral RO, hasil sulingan dari mesin produk Amerika Serikat, harus dioplos dengan 1,5 liter cairan formulasi herbalnya. Hasil oplosan tersebut sebanyak 110-120 ml diminum satu kali sehari, ditambah 1-2 sendok makan madu. Hasil penelitian membuktikan bahwa obatnya akan efektif bila diminum pada pagi hari sebelum makan atau minum. Hasil oplosan itu pun harus disimpan dalam lemari pendingin. Daya tahan obat tersebut hanya sekitar satu bulan. Bila obat habis, pasien tinggal menghubunginya untuk minta dikirimi lagi. Ia mengaku selama ini hasil formulasinya telah dikirimkan ke para pasien yang antara lain tinggal di Padang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Batam, Dubai, hingga Jepang. Harga yang ditawarkan relatif murah untuk jenis pengobatan penyakit Toxoplasma. “Dulu, untuk pengobatan istri, saya menghabiskan 600.000 rupiah sebulan. Sekarang di Jakarta sekitar 2-4 juta rupiah. Bahkan pasien saya di Yogyakarta sudah habis 20 juta rupiah setahun, tapi belum juga mengalami kesembuhan. Tiap kali hamil selalu mengalami keguguran,” katanya. Menyadari mahalnya pengobatan TORCH, ia menawarkan harga hanya 10 persen dari pengobatan medis. Rata-rata obatnya dihargai Rp 250.000 untuk masa minum 2 minggu. Jadi, dalam sebulan pasien harus mengeluarkan uang Rp 500.000.

Sarjana Peternakan yang Ingin Jadi Kyai
Menjadi pengobat spesialis penyakit TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, CMV & Herpes) bukanlah cita-cita Anda Juanda. Anda kecil, meski berasal dari keluarga pedagang, hanya ingin masuk pondok pesantren dan kelak jadi seorang kyai ternama. Namun, perjalanan hidupnya berkata lain. Setelah menamatkan SD dan SMP, ia masuk Snakma (Sekolah Peternakan Menengah Atas) di Bogor, kemudian melanjutkan ke Akademi Peternakan Yogyakarta. Selesai studi, ia tercatat sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Setelah bekerja, ia masuk Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian di Unbar (Universitas Bandung Raya, Bandung). Sementara itu, keberhasilannya menemukan obat anti-TORCH, berawal dari pengalaman hidupnya. Nugrahani, istrinya, pernah mengalami keguguran sebanyak 4 kali dalam waktu 5 tahun, sejak tahun 1995. Bermacam-macam obat dokter tak mampu menyembuhkan penyakit yang bersarang di tubuh Nugrahani. Lewat kesabaran dalam mengamati dan meneliti penyebab TORCH, akhirnya ia menemukan formula untuk membunuh parasit dan virus itu. “Setelah istri mengalami kegagalan untuk hamil sebanyak empat kali, saya mencoba meneliti dan mengamati penyakit ini. Selama 3 tahun saya terus bereksperimen mencari solusi. Atas rida Allah SWT, akhirnya saya menemukan formula untuk mengatasi TORCH. Formula yang saya temukan itu saya lalu uji cobakan pada istri. Hasilnya sungguh memuaskan. Istri bisa hamil dengan sempurna dan melahirkan anak-anak yang sehat,” tutur bapak 3 anak kelahiran Jasinga, Bogor ini. Karena itu, demi memberi solusi kepada masyarakat yang putus asa akibat TORCH, ia mau memberikan formulanya kepada khalayak ramai. Berbekal rasa prihatin yang mendalam terhadap sesama penderita sekaligus sebagai bentuk ibadah, ia membuka praktik pengobatan khusus penyakit kehamilan, saraf otak, dan mata. Meski demikian ia tak mau disebut sebagai pengobat spritual karena ia menggunakan metode ilmiah. “Meski belum bisa memberikan komposisi hasil formula saya ini, sejauh ini saya banyak bermitra dengan para dokter,” katanya.
Komp. Perumahan Indraprasta
Jl. Sutiragen IX No. 6 Bogor
Telp. (0251) 341094.
Hp. 08121108990
Padang (0751) 31383
Yogyakarta (0274) 384513
Bali (0361) 234848

Tindakan Pencegahan Toxoplasma

Pencegahan pada kucing atau hewan peliharaan lainnya
Periksakan kucing kesayangan anda ke dokter hewan. Tes laboratorium untuk toxoplasma biasanya menggunakan antibodi dari darah kucing. Untuk daerah Jakarta tes biasanya dilakukan di Rumah sakit hewan Jakarta (ragunan) atau dinas peternakan. Biaya tes berkisar Rp 200-300 ribu. Kucing yang positif terinfeksi toxoplasma harus diberi obat. Obat yang diberikan biasanya berupa antibiotik clyndamicin. Konsultasikan hal ini dengan dokter hewan anda. Jangan berikan makanan berupa daging atau ikan yang masih mentah. Kucing yang mengkonsumsi makanan komersial berupa makanan kering atau kalengan dan selalu berada di dalam rumah, sangat jarang bahkan tidak akan pernah terinfeksi toxoplasma. Bersihkan kotak litter pasir/kotoran kucing setiap hari. Cegah kucing berburu tikus atau berkeliaran diluar rumah. Cegah kucing peliharaan anda kontak dengan kucing liar. Selalu jaga kebersihan dan kesehatan kucing kesayangan anda.

Pencegahan secara umum
Segera periksakan diri anda positif toxoplasma atau tidak. Terutama para wanita atau wanita yang mempunyai rencana untuk hamil. Tes darah bisa dilakukan di beberapa laboratorium diagnostik seperti Prodia. Konsultasikan hal ini dengan dokter langganan anda.
Lihat juga : Pemeriksaan Laboratorium Toxoplasma. Masak daging dengan sempurna, minimal dengan suhu 70 oC.Cuci tangan, dan peralatan yang berhubungan dengan pengolahan daging dengan sabun. Cuci buah-buahan dan sayuran dengan bersih.Gunakan sarung tangan pada saat berkebun atau kontak dengan tanah. Tanah yang terkontaminasi toxoplasma melalui feces kucing adalah sumber infeksi yang potensial.

Pencegahan pada Ibu hamil
Agar ibu hamil terhindar dari infeksi toksoplasmosis, ikuti langkah-langkah pencegahan infeksi sedini mungkin: kucing atau binatang piaraan yang ada di rumah segera bawa ke dokter hewan, untuk mengetahui apakah binatang peliharaan terinfeksi parasit toksoplasma secara aktif atau tidak. Apabila kucing atau binatang piaraan tersebut terlihat sakit mungkin masih dalam masa penularan selama kurun 6 minggu sebaiknya dititipkan ketempat penitipan bintang. Jangan biarkan bintatang peliharaan anda memburu mangsanya sendiri diluar rumah ,dan jangan berikan makanan daging mentah. Jangan mengadakan kontak langsung, baik dengan kandang maupun kotoran hewan piaraan. Mintalah orang lain untuk membersihkannya. Jika terpaksa harus membersihkan sendiri, pakailah sarung tangan, dan cucilah tangan Anda sampai bersih. Jangan lupa untuk member-sihkan kandang kucing setiap hari. Hindari mengkonsumsi daging mentah, setengah matang atau minum susu yang belum disterilkan. Cuci sampai bersih sayuran dan buah-buahan sebelum Anda konsumsi. Segeralah konsultasikan ke dokter bila Anda kemungkinan terinfeksi parasit toksoplasma akibat binatang peliharaan dirumah.

Penyakit Kucing

Flu Kucing (Cat Flu)
Penyakit Jamur Cryptococcus Pada Kucing
Ektoparasit Pada Kucing
Feline Panleucopenia : Penyebab muntah & mencret pada kucing
Feline Rhinotracheitis : Penyebab Flu pada kucing
Chlamydiosis : Penyebab Gangguan Pernafasan, Mata Merah & bengkak
Siklus Hidup Pinjal (Flea)
Feline Infectious Peritonitis (FIP)
Radang Selaput Rongga Perut Menular
Feline Immunodeficiency Virus : AIDS pada kucing
Ringworm : jamur penyebab bulu rontok
Penyakit Cacing Pada Kucing
Cacing Gelang
Cacing Pita, Si Pencuri Makanan Dan Perusak Usus
Feline Calicivirus : penyakit menular pada kucing
Karang Gigi : Gangguan Utama Pada Gigi Kucing
Penyakit Periodontal (penyakit pinggiran gigi)
Scabies :Tungau penyebab penyakit kulit
Infeksi Telinga (Otitis) Pada Kucing
Daur/Sikus Hidup Tungau Telinga/ Ear mite

Cara Membasmi Kutu Kucing

Sebagian besar obat pembasmi pinjal hanya membunuh pinjal dewasa, tidak membunuh telurnya. Oleh karena itu bila pengobatan tidak diulang, telur yang menetas dan menjadi pinjal dewasa akan kembali menggigit kucing serta menelurkan kembali beberapa ratus telur pinjal.

Berikut ini beberapa cara yang dapat digunakan untuk membasmi pinjal :

Suntikan Ivermectin
Banyak orang salah kaprah menyebut suntikan ivermectin adalah suntikan anti jamur. Sebenarnya ivermectin tidak dapat membasmi jamur. Ivermectin dapat dipergunakan untuk membasmi cacing dan ektoparasit seperti kutu (pinjal, caplak dan tungau). Sepertihalnya obat lain, ivermectin hanya membunuh cacing/kutu dewasa, tidak membunuh telurnya. Oleh karena itu diperlukan setidaknya 3 kali suntikan ivermectin dengan jarak 3-4 minggu. Injeksi ivermectin harus dilakukan dengan hati-hati pada kucing umur kurang dari 4 bulan *. Suntikan ivermectin tidak dianjurkan pada anak kucing berumur kurang dari 2 bulan, karena dapat menyebabkan keracunan dan mengganggu perkembangan ginjal. Untuk pencegahan cacing & kutu pada kucing dewasa, suntikan ivermectin dapat dilakukan 2-4 kali setiap tahunnya.

Obat Tetes & Spray
Ada banyak obat tetes & spray anti kutu yang di jual di petshop-petshop, seperti Accurate ™ dan Frontline ™. Perhatikan aturan pakai setiap obat, biasanya obat-obatan tersebut tidak dianjurkan digunakan pada kucing dibawah umur 2 bulan. Obat tetes biasanya diteteskan di kulit pangkal kepala di bagian belakang, dimana kucing tidak bisa menjilat bagian tersebut. Obat tetes Frontline cukup efektif membasmi kutu/pinjal selama 1 bulan. Agar tuntas sebaiknya diulang 1 bulan kemudian. Untuk pencegahan, pemberian obat tetes dapat dilakukan 2-3 kali setahun

Shampoo anti kutu
Shampoo anti kutu cocok digunakan pada anak kucing berumur kurang dari dua bulan yang belum dapat diobati anti kutu lainnya. Beberapa pemilik kucing dewasa juga lebih menyukai cara ini karena selain dapat membasmi kutu/pinjal, juga membuat kucing lebih bersih. Pada saat memandikan, sebaiknya shampoo digunakan dua kali. Basahi rambut kucing secara merata, tambahkan shampoo secara merata, bersihkan dan bilas dengan air (air hangat). Kemudian setelah bersih tambahkan kembali shampoo, ratakan, biarkan + 5-10 menit baru kemudian dibersihkan. Setelah bersih keringkan dengan handuk dan hairdryer. Agar tuntas sebaiknya mandi shampoo anti kutu diulang dua minggu kemudian. Setelah itu, untuk tujuan pencegahan, pemberian shampoo dapat dilakukan 1 bulan sekali. Pada kasus parah disertai komplikasi, diperlukan kombinasi beberapa cara sekaligus. Dan yang tidak kalah penting adalah membersihkan kandang, lantai dan tempat tidur kucing. Karena telur kutu bisa saja terdapat di sela-sela kandang, retakan lantai atau alas tidur kucing.

Cara Memandikan Kucing Dengan Shampoo Obat

Persiapan alat dan bahan
1. Air dingin/hangat
2. Handuk
3. Sikat gigi
4. Pengering rambut (hairdryer)
5. Sisir kucing tipe sikat (brush comb)
6. Shampoo obat ( shampoo anti kutu, anti jamur atau anti bakteri)

Cara memandikan
Sebelum dimandikan, periksa bagian-bagian yang sakit di seluruh tubuh. Jamur biasanya menyerang bagian dagu, ketiak, lipatan paha, telapak kaki, ekor dan pangkal ekor. Tungau Scabies paling sering menyerang bagian telinga luar dan ujung-ujung telingan bagian dalam. Kutu pinjal sering menyerang bagian atas kepala, dagu, ketiak dan lipatan paha. Ingat-ingatlah bagian yang sakit tersebut, karena harus terkena shampoo dan disikat pada saat dimandikan.
Basahi seluruh tubuh kucing dengan air dingin/hangat (kucing kecil sebaiknya dimandikan dengan air hangat). Pastikan air membasahi seluruh bulu sampai ke kulit. Pengobatan tidak akan efektif bila air dan shampoo tidak mencapai kulit. Pada kucing dengan bulu panjang dan tebal lebih mudah disemprot menggunakan air bertekanan tinggi.
Ratakan shampoo keseluruh tubuh sambil dipijat/disisir menggunakan jari. Hati-hati pada saat memberikan shampoo pada daerah sekitar mata dan hidung (wajah). Usahakan shampoo tidak masuk ke mata. Setelah merata, sikat dan bersihkan bagian-bagian yang sakit dengan sikat gigi. Hati-hati bila menyikat bagian yang luka. Pastikan shampoo berada di tubuh selama 5-7 menit agar kutu, jamur dan bakteri penyebab penyakit mati terkena shampoo obat.
Bilas seluruh tubuh kucing dengan air hingga bersih. Periksa kembali bagian-bagian yang sakit. Pemberian shampo diulang sekali lagi, sambil membersihkan/menyikat kembali bagian-bagian yang sakit. Ratakan shampoo dan biarkan kembali 5-7 menit, kemudian dibilas sampai bersih.
Keringkan kucing dengan handuk, kemudian keringkan kucing dengan pengering rambut (hairdryer) sambil disisir. Penyisiran bertujuan menghilangkan rambut yang rontok dan mempercepat pengeringan rambut. Pastikan bulu dan seluruh tubuh kucing kering sampai ke kulit, terutama di daerah dengan bulu tebal dan yang agak sulit seperti daerah perut, kaki belakang, daerah diantara kaki belakang, pangkal ekor dan telapak kaki. Pengeringan yang tidak sempurna akan menciptakan lingkungan dan kelembaban yang cocok bagi tumbuhnya jamur.

Fakta Dan Informasi Sekitar Kehamilan Kucing

Siklus reproduksi
Pada dasarnya kucing adalah hewan yang tidak mempunyai siklus reproduksi teratur seperti manusia atau hewan lain. Siklus reproduksi kucing tidak berlangsung teratur dalam periode tertentu. Tahap birahi/minta kawin (estrus) pada kucing dipengaruhi oleh berbagai hal. salah satunya adalah lama matahari bersinar dalam satu hari (day light time).

Lama kehamilan
Masa kehamilan kucing bervariasi antara 59-70 hari, rata-rata 63-65 hari. Cara gampang mengingat adalah dengan membandingkan dengan manusia. Manusia hamil selama 9 bulan, sedangkan kucing 9 minggu. Semakin awal anak kucing lahir, bobot lahir dan ketahanannya semakin kecil. Anak kucing yang lahir pada 59 hari masa kebuntingan, memerlukan perhatian ekstra agar dapat hidup dan terus berkembang. Anak kucing yang lahir pada hari ke 65-70 mempunyai bobot lahir yang lebih besar. Mereka cenderung lebih kuat dan agresif menyusu pada induknya. Waktu kelahiran tergantung pada interaksi induk dan anak kucing yang ada di rahim. Proses kelahiran dimulai dengan pelepasan beberapa hormon reproduksi dari anak. Induk kucing merespon dengan cara melepaskan hormon-hormon reproduksi lain yang banyak berperan dalam proses kelahiran.

Banyak bapak
Kucing adalah hewan superfekunditas. Artinya dari satu kelahiran, anak kucing bisa saja mempunyai bapak yang berbeda-beda. Bila pada waktu birahi kucing dikawini oleh beberapa pejantan, pada saat kelahiran nanti, bisa saja masing-masing pejantan tersebut mempunyai anak. Di keluarga kucing yang berukuran besar seperti singa, adalah hal biasa bila terjadi pembunuhan anak singa oleh pejantan dominan. Hal ini biasa terjadi pada saat seekor singa baru saja mengambil alih pimpinan kelompok. Singa baru tersebut akan berusaha membunuh semua anak singa dari pemimpin sebelumnya.

Resiko selama kehamilan
Periode kritis masa kemamilan terjadi selama tiga minggu pertama. Berbagai infeksi penyakit dan obat-obatan dapat mempengaruhi perkembangan janin. Contohnya jika induk kucing yang sedang hamil tersebut terekspos terhadap virus panleukopenia, anak kucing yang lahir biasanya mengalami kerusakan otak parah.

Begitu pula jika selama masa kehamilan, induk kucing divaksinasi. Perkembangan janin akan terganggu. Induk kucing harus divaksinasi sebelum masa kehamilan (sebelum kawin). Sehingga kekebalan tubuh terhadap penyakit tertentu meningkat dan sebagian dapat diturunkan kepada anaknya dalam bentuk kekebalan pasif.

Hormon kehamilan
Selama kehamilan, produksi hormon progesteron dalam tubuh meningkat dengan tajam, mencapai puncaknya sekitar hari ke-35 setelah kawin. Pada saat inilah kucing menjadi lebih tenang dan perut mulai terlihat semakin besar. Masa mengandung kucing berlangsung selama 59 – 70 hari. Beberapa hari terakhir sebelum lahir, induk menjadi gelisah dan mulai mencari tempat tenang untuk melahirkan. Induk kucing berusaha meningkatkan bau tubuhnya didaerah sekitar tempat melahirkan, untuk mempermudah anak-anaknya kembali setelah bermain disekitar sarang. Seiring mendekatnya waktu kelahiran, nafsu makan induk kucing mulai hilang. Gelisah dan nafas mulai terengah-engah disertai kontraksi.

Vaksinasi Pada Kucing

vaksinasi adalah: tindakan yang memancing pembentukan antibodi (kekebalan) tubuh terhadap suatu penyakit dengan cara memasukkan bagian dari bibit penyakit (bakteri, virus, dll) atau sejumlah bibit penyakit yang dilemahkan.

kucing dapat divaksinasi mulai umur 8-9 minggu, sebab pada umur tersebut antibodi yang diterima dari induknya melalui susu mulai berkurang. Tetapi perlu diperhatikan pula kondisi kesehatan kucing. Pada beberapa kucing, meskipun telah mencapai umur yang cukup, kondisi tubuhnya masih lemah dan belum layak di vaksinasi.

Vaksinasi ulang dilakukan agar kadar antibodi dalam tubuh kucing tetap tinggi. Bila antibodi melimpah, kekebalan kucing terhadap penyakit juga meningkat. Jumlah antibodi pada kucing yang tidak divaksinasi ulang lama-lama akan semakin menurun, akibatnya kekebalan terhadap penyakit juga akan semakin berkurang.

Vaksinasi lebih bersifat pencegahan, artinya vaksinasi hanya bisa diberikan bila kucing dalam keadaan sehat. Vaksinasi yang diberikan pada kucing yang kurang sehat, justru dapat menyebabkan sakit pada kucing tersebut.

Apakah kucing yang telah divaksinasi 100 % aman dari penyakit ? Tidak. Kucing yang telah divaksinasi bisa saja terserang penyakit, tetapi biasanya penyakit yang terjadi tidak parah dan tidak sampai menyebabkan kematian.

Vaksin terhadap penyakit apa saja yang perlu diberikan pada kucing ? Ada beberapa penyakit menular berbahaya yang dapat menyebabkan kematian pada kucing, yaitu : Feline Panleucopenia (Distemper kucing), Rhinotracheitis & Calicivirus (Flu Kucing), Chlamydia, Feline Leukemia dan Rabies.

Jadwal Vaksinasi Kucing
Umur 8-10 minggu: Pemeriksaan umum,Vaksinasi Tricat (Feline Panleucopenia, Rhinotracheitis,Calici) atau Tetracat (Tricat + Chlamydia),Pemberian Obat cacing.

Umur 12-14 minggu:Pemeriksaan umum,Vaksinasi Ulangan Tricat (Feline Panleucopenia, Rhinotracheitis,Calici) Atau Tetracat (Tricat + Chlamydia)

Umur 20 minggu:Pemeriksaan umum,Vaksinasi Rabies.

Khusus Untuk kucing umur lebih dari 6 bulan yang belum pernah di vaksin: Pemeriksaan umum,Vaksinasi Tricat (Feline Panleucopenia, Rhinotracheitis,Calici) Atau Tetracat (Tricat + Chlamydia)Vaksinasi Rabies
Selanjutnya vaksinasi dianjurkan diulang setiap tahunnya untu menjaga kandungan antibodi dan kekebalan tetap tinggi.

Faktor yg mempengaruhi pertumbuhan kucing

Faktor Karakteristik Kucing

Ras:
Seperti sebagian besar spesies lainnya, makin besar ukuran spesies tersebut, makin lama waktu yang diperlukan untuk tumbuh dan berkembang.

Jenis Kelamin:
Jantan mempunyai laju pertumbuhan lebih cepat dari betina dan biasanya periode pertumbuhan kucing jantan lebih lama beberapa minggu dari kucing betina.
Oleh karena itu kucing jantan biasanya lebih besar dan lebih berat dibandingkan betina.

Gen:
Bapak & Ibu kucing masing-masing menurunkan setengah sifat genetik mereka pada anaknya. Sifat-sifat ini bisa berupa bentuk tubuh dan pertumbuhan.

Hormon:
beberapa hormon pertumbuhan diproduksi oleh anak kucing. Kebiri/steril kucing pada umur muda tidak mempengaruhi laju pertumbuhannya.
Pertumbuhan sangat dipengaruhi kualitas tidur anak kucing.Jangan ganggu anak kucing ketika sedang tidur, karena akan mengganggu laju pertumbuhannya.

Faktor Lingkungan

Kebersihan:
Lingkungan yang kurang bersih akan mempengaruhi kesehatan induk dan anak-anak kucing, terutama yang baru lahir.

Stress:
pertumbuhan memerlukan tempat yang tenang dan waktu yang cukup. Meskipun setelah berumur dua bulan waktu tidur anak kucing mulai berkurang, kualitas tidur harus tetap terjaga.

Kualitas Makanan

Pada saat lahir, saluran pencernaan kucing sangat sesuai untik mencerna susu dari induknya. Seiring pertumbuhan, saluran pencernaanyapun berkembang sedikit demi sedikit hingga kurang/tidak dapat mencerna laktosa (gula susu) lagi.
Agar pertumbuhan dapat berlangsung sempurna, kucing harus mendapatkan makanan dengan kandungan protein, lemak, karbohidrat, vitamin dan mineral yang cukup dan seimbang. Selain itu makanan juga harus sesuai dengan perkembangan dan karakteristik pencernaan kucing.

Makanan

Jenis makanan : basah (kalengan) atau kering
makanan kering (dry food):makanan kering biasanya baik bagi kucing. Pemberian makanan kering baik untuk kesehatan gigi, lebih tahan lama dan umumnya lebih bergizi karena mengandung banyak bahan gizi tambahan.
makanan basah (kalengan/wet food): makanan basah/kalengan kurang baik diberikan untuk jangka panjang. Makanan ini biasanya lebih berupa “junk food” bagi kucing. Selain kurang baik bagi kesehatan gigi, karena sering menyebabkan timbulnya plak dan karang gigi dan kandungan nutrisi yang kurang lengkap. Kucing yang biasa diberi makanan basah biasanya agak susah berganti makanan terutama ke jenis makanan kering.

Kebutuhan Makanan Berdasarkan Umur & Kondisi
Anak kucing umur <>Anak kucing dapat mulai diberi makanan pada umur 3-4 minggu. Makanan yang diberikan biasanya direndam air hangat secukupnya,dihancurkan dan dihaluskan. Untuk pertama kali anak kucing masih perlu diajari, disuapi dengan pipet atau oleskan sebagian kecil makanan pada mulut, kemudian dekatkan piring makanan untuk melihat apakah sudah mau makan sendiri. Berikan makanan khusus untuk anak kucing (kitten) karena biasanya kandungan protein lebih tinggi dan banyak mengandung nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan.Sampai dengan umur 2-3 bulan jumlah/proporsi air dalam makanan bisa dikurangi secara bertahap hingga kucing bisa makan, makanan kering sepenuhnya.

Kucing dewasa > 1 tahun (adult):
Kucing dewasa dengan berat sekitar 4-5 kg setidaknya membutuhkan energi dari makanan sebesar 300 kalori. Berikan makanan dengan nutrisi cukup dan seimbang, biasanya terdapat tulisan “Complete” atau “Balanced” pada kemasan makanan.Usahakan kucing tidak fanatik/diberi makanan dengan merek yang sama terus menerus. Sekali-sekali perlu pergantian merek makanan agar pencernaannya terlatih terhadap berbagai jenis makanan. Perhatikan juga pH dan kandungan mineral makananagar terhindar dari gangguan saluran kencing.

Kucing hamil & menyusui
Pada saat hamil dan menyusui, induk kucing memerlukan makanan dengan kandungan protein tinggi. Pada saat bunting biasanya diberikan makanan untuk kitten karena kandungan proteinnya lebih tinggi. Suplemen kalsium dapat diberikan pada induk yang menyusui anaknya.

Jumlah Makanan
Kucing dewasa dengan berat sekitar 5 kg memerlukan energi makanan sekitar 300 kalori. Perhatikan kandungan kalori pada kemasan makanan, tentukan jumlah makanan agar mencukupi kebutuhan kalori selama satu hari, kemudian bagi jumlah tersebut sesuai dengan frekuensi pemberian makan (2 atau 3 kali sehari).