Minggu, 15 Februari 2009

Pengobatan Alternatif unt TOXOPLASMA

Toxoplasma adalah penyakit yang disebabkan oleh parasit darah (protozoa). Pengobatan medis kadang gagal, sehingga bayi lahir cacat: menderita hidrosepalus, mikrosepalus, pengapuran otak, usus keluar, jari tangan putus, dan katarak. Dari pengalamannya, Anda Juanda mampu mengatasi penyakit ini. Toxoplasmosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa yang tergolong dalam coccidia. Hospes definitif parasit ini adalah kucing, sedangkan manusia sebagai hospes perantara. Hospes berarti organisme hidup tempat tumbuh-kembang agen penyakit.
Demikian Anda Juanda (41 tahun) menerangkan kepada pasiennya seluk beluk Toxoplasma pada pertemuan pertama. Pada hospes perantara, perkembangan parasit dalam usus kucing menghasilkan ookista yang dikeluarkan bersama dengan tinja kucing. Ookista ini menjadi matang dan infektif dalam waktu 3-5 hari di tanah. Ookista yang matang dapat hidup setahun di dalam tanah yang lembab dan panas, yang tidak terkena sinar matahari secara langsung. Seekor kucing dapat menghasilkan ookista 10 juta sehari selama 2 minggu.
“Bila ookista matang tersebut tertelan tikus, burung, babi, kambing, dan manusia, hospes perantara ini akan terinfeksi,” ujar Anda. Manusia dapat terinfeksi parasit ini bila memakan daging yang kurang matang atau sayuran yang mengandung ookista. Anak-anak yang suka bermain di tanah, ibu-ibu yang gemar berkebun, dan petani dapat terinfeksi setelah tangannya tertempel ookista dari tanah. Bila Toxoplasma menyerang ibu hamil akan mengakibatkan keguguran, bayi lahir cacat seperti hidrosepalus, mikrosepalus, pengapuran otak, usus keluar, jari tangan putus, katarak, autisme, hiperaktif, epilepsi, dan lainnya. Pada orang dewasa, infeksi Toxoplasma yang parah dapat menyerang saraf otak, saraf mata, dan saraf gerak, sehingga mengakibatkan sakit kepala berkepanjangan (migrain dan vertigo), mata kabur, tidak bisa melihat, pandangan tidak fokus, lemas, radang tenggorokan, kesemutan, mudah letih, lesu, dan lainnya. Untuk gangguan di atas, ia memberikan solusi berupa air sulingan dan formula herbal hasil penelitiannya.

Aguatret Theraphy
Dalam berpraktik, ia mengaku hanya mampu mengobati pasien yang gagal hamil atau mengalami gangguan saraf otak dan mata akibat Toxoplasma. Ia juga selalu meminta hasil laboratorium pasien sebelum mulai menerapi mereka. Setelah mempelajari hasil laboratorium pasiennya, ia secara panjang lebar selama 1,5 jam akan menjelaskan seluk beluk Toxplasma. Tentang bagaimana parasit dan virus Toxoplasmosis, menyebar, gangguan yang diakibatkan, serta pengobatan yang dilakukan dan caranya. Ia menawarkan metode aguatreat therapy, campuran air mineral dengan formulasi herbal. Selain itu, ia juga mengajak pasien mendekatkan diri pada Allah.“Allah merupakan dokter dari segala dokter atau sumber penyembuhan. Pasien saya wajib minum obat secara teratur selama 3 bulan. Untuk penderita saraf otak dan mata akibat Toxoplasma, saya memberikan pijat refleksi di daerah kepala,” tuturnya. Namun, ia tak mau memberitahukan komposisi ramuannya. Anda menambahkan, pengobatannya ada dua jenis. Pertama, pengobatan sampai tuntas selama 3-6 bulan. Apabila dalam waktu 3 bulan pengobatan kandungan Toxoplasma dalam darah negatif, dapat segera diprogramkan kehamilan. Namun, bila hasil laboratorium setelah waktu 3 bulan belum negatif, pengobatan akan dilanjutkan selama 3 bulan lagi. Menurutnya, untuk 3 bulan berikutnya hasilnya akan negatif atau di bawah angka toleransi. Kedua, perawatan kehamilan 0-9 bulan. Pasien selama kehamilan harus selalu minum obat atau ramuan secara teratur. Perawatan ini berfungsi melindungi janin dari virus dan parasit serta menetralisasi darah. Daya Tahan 1 Bulan
Secara singkat ia menerangkan bahwa 1,5 liter air mineral RO, hasil sulingan dari mesin produk Amerika Serikat, harus dioplos dengan 1,5 liter cairan formulasi herbalnya. Hasil oplosan tersebut sebanyak 110-120 ml diminum satu kali sehari, ditambah 1-2 sendok makan madu. Hasil penelitian membuktikan bahwa obatnya akan efektif bila diminum pada pagi hari sebelum makan atau minum. Hasil oplosan itu pun harus disimpan dalam lemari pendingin. Daya tahan obat tersebut hanya sekitar satu bulan. Bila obat habis, pasien tinggal menghubunginya untuk minta dikirimi lagi. Ia mengaku selama ini hasil formulasinya telah dikirimkan ke para pasien yang antara lain tinggal di Padang, Yogyakarta, Surabaya, Denpasar, Batam, Dubai, hingga Jepang. Harga yang ditawarkan relatif murah untuk jenis pengobatan penyakit Toxoplasma. “Dulu, untuk pengobatan istri, saya menghabiskan 600.000 rupiah sebulan. Sekarang di Jakarta sekitar 2-4 juta rupiah. Bahkan pasien saya di Yogyakarta sudah habis 20 juta rupiah setahun, tapi belum juga mengalami kesembuhan. Tiap kali hamil selalu mengalami keguguran,” katanya. Menyadari mahalnya pengobatan TORCH, ia menawarkan harga hanya 10 persen dari pengobatan medis. Rata-rata obatnya dihargai Rp 250.000 untuk masa minum 2 minggu. Jadi, dalam sebulan pasien harus mengeluarkan uang Rp 500.000.

Sarjana Peternakan yang Ingin Jadi Kyai
Menjadi pengobat spesialis penyakit TORCH (Toxoplasmosis, Rubella, CMV & Herpes) bukanlah cita-cita Anda Juanda. Anda kecil, meski berasal dari keluarga pedagang, hanya ingin masuk pondok pesantren dan kelak jadi seorang kyai ternama. Namun, perjalanan hidupnya berkata lain. Setelah menamatkan SD dan SMP, ia masuk Snakma (Sekolah Peternakan Menengah Atas) di Bogor, kemudian melanjutkan ke Akademi Peternakan Yogyakarta. Selesai studi, ia tercatat sebagai pegawai negeri sipil di lingkungan Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Bogor. Setelah bekerja, ia masuk Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian di Unbar (Universitas Bandung Raya, Bandung). Sementara itu, keberhasilannya menemukan obat anti-TORCH, berawal dari pengalaman hidupnya. Nugrahani, istrinya, pernah mengalami keguguran sebanyak 4 kali dalam waktu 5 tahun, sejak tahun 1995. Bermacam-macam obat dokter tak mampu menyembuhkan penyakit yang bersarang di tubuh Nugrahani. Lewat kesabaran dalam mengamati dan meneliti penyebab TORCH, akhirnya ia menemukan formula untuk membunuh parasit dan virus itu. “Setelah istri mengalami kegagalan untuk hamil sebanyak empat kali, saya mencoba meneliti dan mengamati penyakit ini. Selama 3 tahun saya terus bereksperimen mencari solusi. Atas rida Allah SWT, akhirnya saya menemukan formula untuk mengatasi TORCH. Formula yang saya temukan itu saya lalu uji cobakan pada istri. Hasilnya sungguh memuaskan. Istri bisa hamil dengan sempurna dan melahirkan anak-anak yang sehat,” tutur bapak 3 anak kelahiran Jasinga, Bogor ini. Karena itu, demi memberi solusi kepada masyarakat yang putus asa akibat TORCH, ia mau memberikan formulanya kepada khalayak ramai. Berbekal rasa prihatin yang mendalam terhadap sesama penderita sekaligus sebagai bentuk ibadah, ia membuka praktik pengobatan khusus penyakit kehamilan, saraf otak, dan mata. Meski demikian ia tak mau disebut sebagai pengobat spritual karena ia menggunakan metode ilmiah. “Meski belum bisa memberikan komposisi hasil formula saya ini, sejauh ini saya banyak bermitra dengan para dokter,” katanya.
Komp. Perumahan Indraprasta
Jl. Sutiragen IX No. 6 Bogor
Telp. (0251) 341094.
Hp. 08121108990
Padang (0751) 31383
Yogyakarta (0274) 384513
Bali (0361) 234848

Tidak ada komentar:

Posting Komentar